agrostologi


BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Hijauan Makanan Ternak (HMT) merupakan hijauan yang biasa diberikan pada ternak sebagai pakan setiap harinya. HMT merupakan sumber serat kasar yang utama. Di dalam sistem pemeliharaan ternak tradisional di Indonesia HMT merupakan bagian terbesar dari keseluruhan pakan yang diberikan. Pada umumnya hijauan yang diberikan terdiri dari rumput dan leguminosa yang mudah didapat di sekitar lokasi peternakan.
Rumput untuk makanan ternak umumnya berupa rumput lokal atau rumput asli yang banyak tumbuh di alam. Lokasi pencarian rumput pada umumnya di padang penggembalaan umum, pematang sawah, pinggir jalan, pinggir hutan, saluran irigasi atau perkebunan. Leguminosa juga banyak ditemukan di sela-sela pematang sawah, pinggir jalan maupun hutan. Tanaman leguminosa banyak ditanam sebagai pagar batas lahan pekarangan atau sawah. Petani biasa mencari hijauan sambil pergi ke sawah sehingga bisa dikatakan sebagai usaha sambilan. Setelah selesai mengerjakan pekerjaan di sawah pulang sambil membawa hijauan untuk pakan ternak.
Pada bidang peternakan rumput merupakan fondasi yang kuat dalam usaha peningkatan produksi protein hewani. Rumput sebagai hijauan makanan ternak telah umum digunakan oleh peternak dan diberikan dalam jumlah yang besar, hal ini karena rumput mampu tumbuh cepat setelah pemotongan atau pengembalaan.
McIlroy (1977) menyatakan beberapa sebab rumput digunakan sebagai pakan ternak yaitu:
a.    Cepat membentuk tunas-tunas baru setelah pemotongan atau pengembalaan
b.    Rumput yang berkembang biak dengan rhizoma dan stolon akan mudah membentuk akar tambahan sehingga cepat menutup permukaan tanah
c.     Sistim perakaran kuat
d.    Rumput mampu mempertahankan pertumbuhan vegetatifnya dan hanya berhenti pada musim kering dan musim dingin.
Menurut Rukaman (2005) mengatakan bahwa rumput sangat berpengaruh pada produksi ternak. Oleh karena itu, pemberiannya harus mencukupi kebutuhan ternak, baik untuk hidup maupun pertumbuhannya. Selanjutnya dikatakan kekurangan rumput pada musim kemarau merupakan hal yang sangat umum ditemukan pada berbagai daerah, hal ini mendorong petani untuk mencari pakan-pakan yang potensial, baik hijauan makanan yang dibudidayakan maupun yang tumbuh secara alami.

B.    Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan praktikum yaitu untuk memenuhi lapiran hasil paraktikum AGROSTOLOGI, untuk mengetahui cara penelitian pada HMT, sehingga dapat menjadi contoh bagi penulis untuk penel;itian selanjutnya dan untuk membandingkan ilmu yang didapat di lokal/kelas dengan ilmu yang didapat dilapangan.
C.    Manfaat
Manfaat yang didapat dari praktikum yaitu mendapatkan pengalaman atau ilmu cara meneliti HMT yang dapat dijadikan oleh penulis sebagai contoh.









BAB II
MATERI DAN METODE
A.   Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakukan pada bulan Desember – Januari selama 6 minggu, yang dilakukan pada hari Jumat, Jam 16.00 WIB di lahan milik FAPERTAPET di kampus UIN SUSQA Riau.

B.    Materi Praktikum
a.    Bahan
a)    Rumput BD dan Rumput Setaria
b)   Area lahan Rumput BD dan Setaria
c)    Pupuk NPK
b.    Alat
a)    Peralatan yang digunakan untuk praktikum yaitu cangkul, parang, timbangan rumput, alat untuk mengukur pH tanah dan arit.
C.    Metode Praktikum
Metode yang digunakan pada praktikum yaitu metode pengamatan secara langsung.
D.   Kegiatan Praktikum
Setiap kelompok praktoikum akan merawat dan mengamatipastura dengan ukuran 18 x 18. Jenis rumput yang digunakan adalah rumput Brachiria decumbens (BD) dan rumput Setaria (Setaria splendida). Legume merambat (LM) yang digunakan adalah Sentro (Centrocema pubescen) dan Klitoria (Klitoria ternatea). Sementara itu, jenis legum pohon (LP) yang digunakan adalah lamtoro (Leucaena leococephala) dan indogofera arecta.
Hijauan pakan ternak tersebut ditanam dengan menggunakan sistem penanaman campuran (mixculture) dan tunggal (monoculture) serta legum pohon berfungsi sebagai selimut atau pagar yang mengelilingi plot-plot dri penanaman campuran dan tunggal (gambar 1). Luas masing-masaing plot adalah 11 m2 (2x5,5 m)bdengan jarak antara plot 1,5 m.jarak tanam untuk masing-masing pola penanaman 0,5x0,5 m, sehingga jumlah tanaman dalam satu plot ± 60 rumpun. Pada pola penanaman campuran dalam 1 plot jumlah rumpun rumput dan legum masing-masingnya adalah ± 30 rumpun. Sementara itu, 2 legum pohon yang berfungsi sebagai selimut ditanam dalam bentuk baris yang mengelilingi plot. Baris ter;luar ditanami lamtoro dan baris sebelah ditanami dengan indigofera. Jarak tanam antara legum pohon dan terhadap plot adalah 1,5 m.
 


                                                                                                                                             A
                                                                                                                            
                                                                                                                                        B

                                                                                                                                        C
                                                                                                                                            
Gambar 1. Bentuk dan pola tanam pastura
Keterangan :
A.   Mixculture (R dan LM)
B.    Monoculture (R/LM)
C.    Selimut (LP)
a)    Metode kerja
1.    Setiap kelompok mendapatkan lahan yang telah ditanami dengan hijauan makanan untuk dirawat dan diamati dengan ukuran 18x18 m.
2.    Lahan dibersihkan dan digemburkan kembali secara manual dengan menggunakan sabit dan cangkul.
3.    Sebelum pengamatan dilakukan rumput dan legum dipangkas kira-kira 20 cm dari permukaan tanah.
4.    Kemudian dilakukan pemupukan, pemberian NPK dilakukan 1 minggu setelah pemangkasan 50/kg.
5.    Penyulaman akan dilakukan pada hijauan makanan ternak yang mati
6.    Pembersihan lahan dari gulma akan dilakukan satu kali dalam seminggu
7.    Panen akan dilakukan pada umur 35 hari setelah tanam.
b)   Parameter yang akan diamati
1.    Pertambahan tinggi vertikal tanaman (cm)
Tinggi vertikaldiukur pada setiap rumpun hijauan pada masing-masing plot dan diukur setiap 1 minggu setelah pemangkasan. Pertambahan tinggi vertikal diporel dari selisih tinggi vertikal minggu terahkir dengan minggu sebelumnya.
2.    Pertambahan jumlah anakkan
Jumlah anakkan rumput dihitung pada setiap rumpun pada masing-masing plot dan dihitung setiap 1 minggu setelah tanam sampai pertambahan jumlah anakkan diperoleh dari selisih jumlah anakkan minggu terahkir dengan minggu sebelumnya.
3.    Pertambahan jumlah daun trifoliate (Sentro)
Jumlah daun trifoliate dihitung setiap minggu pada setiap rumpun sentro pada masing-masing plot. Pertambahan jumlah daun trifoliate diperoleh dari selisih jumlah minggu terahkir dengan sebelumnya.
4.    Produksi segar tajuk (g)
Produksi segar tajuk diukur pada saat panen (umur 60 hari) dengan cara memotong bagian hijauan 20 cm dari permukaan tanah pada setiap rumpun hijauan. Timbangan yang akan digunakan adalah timbangan dengan kapasitas 20 kg.
5.    Berat kering dan produksi berat kering tajuk (g)
Berat kering jatuk diukur dengan cara mengambil sebanyak kira-kira 500 g dari 5 rumpun tanaman yang dipanen kemudian dikering anginkan selama 48 jam dan selanjutnya dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 700C selama 48 jam. Setelah berat kering diketahui selanjutnya dihitung produksi berat kering tajuk dengan cara mengalikan porsentasi berat kering dengan produksi segar tajuk.
c)    Analisa statistik dan penyajian data
Data hasil pengamatan pada masing-masing perlakuan akan dibuat rataanya. Kemudian dibandingkan untuk mendapatkan pengaruh pola tanam (campuran dan tunggal) terhadap pertumbuhan dan produksi hijaun. Data vhasil pengamatan (pertambahan tinggi vertikal, pertambahan jumlah anakkan dan pertambahan daun trifoliate) disajikan dalam bentuk grafik.


















BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.   Rumput (Gramine)
Klasifikasi rumput berdasarkan taxonomy of vascular plants (George H.M lawrwnce, 1995)
Kingdom       : Plant
Divisi                               : Pteridophyta
Sub-divisi      : Angiospermae
Class                                : Monocotyledoneae
Ordo                               : Glumiflora
Family                             : Graminae
Famili graminae mempunyai morfologi kompleks, merupakan tumbuhan herbal annual atau perennial, jarang dalam bentuk tanaman kayu. Berakar serabut, ada atau tidak ada rhizome, batang utama (clum) tumbuh tegak, rebah, menjalar; berongga atau masif atau padat, buku (node) selalu mengeras atau tersekat; bulat, jarang sekali berbentuk pipih atau membentuk sudut.
Daun tunggal dibagian buku; terdiri dari pelepah (sheath) yang melindungi batang dan tertumpuk atau bersatu dibaguian pangkalnya, helai daun (blade) biasanya pipih dan memanjang, jarang yang mempunyai petiole kecuali pada bambuseae, zingiteks dan pharus; bentuk legule bermacam-macam, seperti embran, transparan atau mempunyai rambut kasar.
A)   Brachiria decumbens Staph (BD)
Nama umum     : rumput BD, rumput signal
Daerah asal        : Uganda, Afrika
a.    Diskripsi rumput BD:
a)    Berumur panjang, tumbuh membentuk hamparan lebat dan sangat agresif
b)   Tinggi hamparan dapat mencapai 30-45 cm
c)    Daun runcing, kaku dan bertekstur agak kasar. Warna daun hijau gelap dan agak kekuningan jika kekurangan pupuk nitrogen, mempunyai rambut halus, tipe bunga mayang bendera.
d)   Sistem perakaran luas dalam serta memiliki stolon pendek dan tahap terhadap injakan dan regutan.
b.    Penggunaan atau pemanfaatan rumput BD
a)    Biasanya ditanam untuk padang penggembalaan permanen, tetapi juga ditanam atau dikonservasi pada sistem potong angkut oleh peternak kecil.
b)   Ditanam sebagai penutup tanah yang digembalai pada perkebunan dan memberi penutup yang baik untuk menahan erosi pada daerah yang miring.
c)    Digunakan pada sistem padi dataran tinggi di sabana colombia.
d)   Dapat memberikan padang penggembalaan penutup mengontrol Chromolaena odorata di Cina.
c.     Penanaman atau budidaya rumput BD
a)    Mudah disemaikan dengan biji yang berat. Jumlah semai sekitar 2-4 kg/ha. Tetapi karena daya tumbuhnya rendah maka lebih baik ditanam dengan mempergunakan plos dengan jarak 30x30 cm untuk memperoleh penutupan tanah yang cepat.
d.    Spesies pasangan rumput BD
Karena sifatnya yang agresif maka akan dapat tumbuh baik dengan:
a)    Legume: desmodium heterophyllum, D. Heterocarpan subsp. Ovalifolium, arachis spp., stylosanthes guianensis var. Guianensis, centrosema molle, C. Macrocapum, desmodium intortum.
e.    Produksi dan nilai nutrisi rumput BD
a)    Kapasitas produksi 90-150 ton segar/ha/tahun
b)   Nilai nutrisi cukup tinggi (seperti rumput tropis yang lain) tetapi tergantung pada status kesuburan tanah. Sedang sampai tinggi kecernaan (50-80%), PK berkisar dari 9-20% tergantung pada kesuburan tanah manajemen, tetapi dapat menurun dengan cepat seiring umur daun, dari 10% pada umur 30 hari menjadi 5 % pada umur 90 hari.
f.     Palatabilitas atau kesukaan rumput BD
a)    Palatabilitas cukup baik tetapi tergantung kesuburan tanah. Rumput BD tidak disukai kuda.
g.    Keunggulan rumput BD
a)    Produksi tinggi dengan manajemen yang intensif
b)   Tahan penggembalaan berat
c)    Bertahan hidup pada tanah asam, tidak subur.
d)   Hasil biji tinggi sehingga secara relatif adalah biji yang murah.
h.    Kelemahan rumput BD
a)    Rentan terhadap serangan spittlebug pada daerah tropis
b)   Kecocokan rendah dengan banyak legum.
c)    Toleransi rendah terhadap pengairan yang buruk.

Gambar morfologi rumput BD secara utuh dan secara parsial (bunga, daun, batang dan akar)














B)   Euchena mexiko
Nama umum         : Rumput Meksiko
Daerah asal            : Meksiko dan Amerika Tengah
Rumput meksiko tumuh baik didaerah dengan curah ujan lebih dari 1000 mm/tahundanmenghendaki tanah subur serta tahan terhadap genangan sementara. Rumput ini biasanya ditanam dengan stek dan digunakan sebagai bahan pakan ternak. Kapasitas rumput meksiko 15-70 ton BK/ha/tahun.
Gambar morfologi rumput meksiko secara utuh dan secara parsial (bunga, daun, batang dan akar)















C)   Rumput Setaria (Setaria sphacelata)
Rumput Setaria (Setaria Sphacelata) atau dikenal dengan nama Rumput lampung atau Golden Timothy merupakan jenis rumput yang berasal dari Afrika.
Fungsi tanaman Rumput Setaria (Setaria Sphacelata) adalah sebagai penutup tanah, rumput lapangan dan padang penggembalaan.
Gambaran umum dari Rumput Setaria (Setaria Sphacelata) adalah :
a)    Tumbuh tegak membentuk rumput
b)   Tinggi tanaman dapat mencapai 2 m
c)    Daun lunak, lebar agak berbulu pada permukaan atasnya terutama dekat batang
d)   Pangkal batang berwarna kemerah-merahan
e)   Bunga bersusun dalam tandan warna coklat keemasan
f)     Sangat disukai ternak
g)    Sangat responsif terhadap pemupukan nitrogen
h)   Tanah kering
i)      Baik tumbuh di dataran tinggi (0-2.000 m atau lebih)

Persyaratan tumbuh Rumput Setaria (Setaria Sphacelata) adalah :
j)     Tinggi tempat 200-300 m dari permukaan laut
k)    Struktur tanah sedang sampai berat
l)      Curah hujan tahunan tidak kurang dari 760 mm
Pengelolaan Rumput Setaria (Setaria Sphacelata) adalah :
a)    Dapat ditanam dalam barisan berjarak 90-120 cm
b)   Dapat ditanam bersama dengan leguminsoa Desmodium intortum, dan lamtoro
Perbanyakan Rumput Setaria (Setaria Sphacelata) adalah :
a)    Biji (4-10 kg/ha)
b)   Sobekan rumput
Produksi Rumput Setaria (Setaria Sphacelata) adalah :
a)    Benih 112 kg/ha
b)   Biji 60-100 ton hijauan/ha/tahun
B.    Legum (Leguminose)
Klasifikasi legume berdasarkan taxonomy of Vascular Plants (GeorgeH.M Lawrence ,1995):
Kingdom             : Plant
Divisi                     : Ptreridophyta (tumbuhan vascular)
Sub-divisi            : Angiosperma
Class                     : dicotyledonea
Ordo                     : Rosales
Famly                   : leguminosaae (pee famly )
Sub-famly           : 1. Mimisoidea
2. caecalpilionoideae
3. papilionoideae
Mimosoideae dan Caecalpinioideae  pada umumnya merupakan tumbuhan daerah tropis dan sedikit peranannya sebagai tanaman pertanian.Papilionoideae  sebagian besar merupakan tanaman pertanian dan mempunyai jumlah spesies yang paling banyak (12.000 spp )  yang terbesar di daerah tropis dan subtropis. Daun leguminosae biasanya alternate dan compound pinnate dan trifoliate bunga umumnya hema prodit  (banci ).
a.    Fiksadi nitrogen
Leguminosa dikenal sebagai tanaman berguna dalam memperbaiki dan mempertahankan kesuburan tanah, akan tetapi baru kepada abad 19 di temukan bahwa leguminosa dapat meningkat nitrogen kedalam tanah melalui fiksasi oleh bakteri yang ada pada nodul akar .Nitrogen selanjutnya dapat tersedia bagi tanaman inang.nitrogen tanah meningkat melalui disintregrasi nodul dan sebaliknya bakteri memperoleh suplay karbohidrat dari inang.
Hal inilah yang membuat leguminosae menjadi sangat penting dalam pertanian ,karena :
a)    Dapat menghasilkan makanan kaya protein untuk manusia dan ternak,
b)   Mempunyai peranan penting dalam rotasi tananman pangan
c)    Digunakan sebagai tanaman campuran di padang rumput dan padang pengembalaan
d)   Dapat berfungsi sebagai tanaman penutup tanah

Bakteri rhizobium spp  adalah bakteri  yang terdapat pada nodul akar leguminosae.Rhizobium spp biasanya hidup bebas didalam tanah jika tidak bersimbiosis dan akan menyerang akar leguminosae pada fase perkecambahan.masuk melalui rambut akar dan menembus masuk kebagian korteks,      kemudian bakteri ini merangsang pembelahan sel korteks menjadi tetraploid yang akhirnya akan menghasilkan nodul yang Nampak dipermukaan akar. Besar dan bentuk nodul berpariasi,akan tetapi bentuk tersebut tidak berubah setipa spesies leguminosae
A)   Centroseenma pubesc
Nama umum : Sentro
Daerah asal     : Amerika Selatan tropis
a.    Deskripsi  sentro
Tubuh menjalar dan memanjat,berbatang lunak dan tertutup sedikit berbulu halus berwana putih. Bagian pangkal tubuh menjalar dan sisinya memanjat,siat memanjat lebih dominan di bandingkan dengan kalopo,berdaun majemuk dengan tiga anak daun (daun tripoliat) helai daun berbentuk elips dengan ujung meru ncing agak kasar dan berbulu halus pada kedua permukaannyaberbunga kupu-kupu,besar dan berwaran violet muda, buah polong silindris,panjang 4-17cm berwarna hijau pada saat muda dan berubah menjadi coklat kehitaman setelah masak.biji warna coklat dengan garis seperti batik .
b.    Adaptasi sentro
Sesuai untuk daderah iklim yang tropis dengan curah hujan 1200-1500 mm/tahun, agak tahan terhadap musim kemarau panjang.masih dapat tumbuh baik pada tanah yang kurang subur asalkan berdrainase baik,cukup air dan sinar matahari.
c.     Pemanfaatan dan kualitas sentro
Digunakan sebagai pakan ternak dengan system potongan, kadang-kadang untuk pengembalaan.Disukai ternak Nilai gizi :BK 24,1% Protein 16,8% lemak 4,0% SK 33,2% Abu 9.4 % dan BETN 36,5 %.

Gambar morfologi Centroseenma pubesc  secara utuh dan secara parsial (bunga, daun, batang dan akar)





















B)   Clitoria Ternatea
Spesies                            : Clitoria ternatea L.
Nama Inggris                 : Butterfly pea, K(C)ordofan pea, blue pea, Asian pigeon-wings
Nama Indonesia           : Bunga biru, bunga telang
Nama Lokal                    : kembang telang (Jawa), kembang telang (Sunda), bunga telang (Makasar), saya ma gulele (Ternate), bisi (Galelo)
a.    Deskripsi 
Ternatea memanjat, melata atau tak beraturan dengan rimpang berkayu. Batang lampai dengan panjang 0.5-3 m, berbulu atau gundul, kadang-kadang pangkalnya agak tegak, daun menyirip dengan 5-7 helai, berbentuk menjorong, lonjong, lonjong-melanset atau hampir membundar, permukaan daun bagian atasnya gundul, sedangkan permukaan bawahnya berbulu. bunga di ketiak, tunggal atau berpasangan, berwarna putih atau putih kehijauan seringkali dengan pinggiran biru atau seluruhnya biru seringkali daerah dasar tengah berwarna kuning atau kehijauan, berbulu tebal, tepinya kadang-kadang bersilia, polong berbentuk memita-lonjong, gundul atau dengan campuran rambut panjang melekap dan rambut yang sangat pendek., biji berjumlah 8-10, menjorong, lonjong atau lonjong-mengginjal, berwarna hijau zaitun, coklat muda atau coklat kemerahan tua dengan loreng gelap atau hampir gelap.
b.    Distribusi atau Penyebaran 
 Asal yang sebenarnya tidak diketahui, namun tumbuh meliar di dataran rendah tropika lembab di Asia Tenggara termasuk Indonesia.
c.     Habitat 
Kembang telang adalah tumbuhan tropika dataran rendah lembab dan agak lembab, tetapi toleran terhadap musim kering di daerah tropika (dengan curah hujan 500-900 mm).

Gambar morfologi rumput Clitoria Ternatea secara utuh dan secara parsial (bunga, daun, batang dan akar)





























C.    Pembangunan Pastura
Pembangunan pasture atau pastureestablishment dapat berupa pembuatan padang rumput buatan atau padang pengembalaan. Pembuatan padang rumput buatan merupakan pengubahan suatu bentuk tutupan lahan yang semula berupa padang rumput menjadisuatu wilayah budidaya hijauan pakan.Pembuatan padang penggembalaan lebih mengarak pada perbaikan padang rumput asli untuk mendapatkan suatu nilai produksi tertentu.

D.   Hasil
1.    Grafik Hasil Pertambahan HMT
Hasil Pengamatan Pertambahan Tinggi Vertikal Tanaman Hijauan Makanan Ternak Pada Minggu I
Rumput Brachiria decumben (BD)  pada Plot ke-1

23,00
20,00
24,00
23,00
25,00
19,00
23,00
23,00
24,00
20,00
24,00
21,00
25,00

24,00
25,00
19,00
23,00

25,00

25,00

20,00
Rata-rata
22,75

Rumput Brachiria decumben (BD)  pada Plot ke-IV
31,00
35,00
34,00
30,00
32,00
36,00
25,00
37,00
38,00
23,00
30,00
35,00
30,00
35,00
32,00
27,00
28,00
28,00
35,00
30,00
32,00
30,00
32,00
32,00
32,00
Rata-rata
31,56

Rumput Brachiria decumben (BD)  pada Plot ke-VI
25,00


25,00
18,00
14,00

19,00
30,00
20,00
21,00
18,00
15,00
17,00
19,00
21,00
27,00

15,00
25,00
20,00
16,00
27,00


27,00
26,00
10,00
26,00
21,00

33,00
22,00
25,00
21,00
22,00
21,00
20,00
20,00
25,00
19,00
20,00
18,00

20,00
29,00
17,00

27,00
23,00
30,00
28,00
28,00
20,00
26,00
Rata-rata
22,09

Rumput setaria pada plot ke-II
27,00
24,00
26,00
11,00
27,00
25,00
22,00
27,00
30,00
30,00
27,00
20,00
20,00
20,00
23,00
30,00
28,00
23,00
19,00
21,00
24,00
30,00
29,00
26,00
32,00
24,00
27,00
27,00
25,00
32,00
24,00
24,00
28,00
28,00
27,00
23,00
29,00
24,00
24,00
28,00
24,00
25,00
25,00
27,00
27,00
27,00
26,00
23,00
28,00
25,00
24,00
26,00
25,00
22,00
29,00
Rata-rata
25,42

Rumput Setaria pada plot ke-III
27,00
25,00
17,00
30,00

24,00
12,00
22,00
33,00
30,00
27,00
32,00
26,00
25,00
35,00
21,00
22,00
24,00
26,00
28,00

23,00
24,00
20,00
29,00
Rata-rata
25,30

Rumput Setaria pada plot ke-V
33,00
25,00
35,00
39,00
33,00
32,00
31,00
32,00
31,00
30,00
30,00
31,00
30,00
35,00
31,00
32,00
28,00
29,00
30,00
32,00
30,00
32,00
30,00
28,00
27,00
Rata-rata
31,04


Hasil Pengamatan Pertambahan Tinggi Vertikal Tanaman Hijauan Makanan Ternak Pada Minggu II

Rumput Brachiria decumben (BD)  pada Plot ke-I

39,00
51,00
45,00
45,00
47,00
43,00
46,00
36,00
49,00
46,00
41,00
45,00
56,00

43,00
43,00
40,00
56,00

46,00

55,00

46,00
Rata-rata
45,90

Rumput Brachiria decumben (BD)  pada Plot ke-IV
41,00
45,00
44,00
40,00
42,00
46,00
35,00
47,00
46,00
43,00
40,00
45,00
40,00
45,00
42,00
37,00
38,00
46,00
34,00
40,00
49,00
40,00
42,00
42,00
42,00
Rata-rata
42,04

Rumput Brachiria decumben (BD)  pada Plot ke-VI
28,00


32,00
25,00
22,00

23,00
37,00
23,00
27,00
25,00
25,00
26,00
28,00
26,00
33,00

23,00
30,00
28,00
21,00
36,00


33,00
29,00
21,00
35,00
30,00

38,00
29,00
32,00
31,00
27,00
28,00
30,00
30,00
33,00
23,00
30,00
28,00

31,00
26,00
22,00

33,00
35,00
35,00
34,00
35,00
37,00
34,00
Rata-rata
29,28

Rumput Setaria plot ke-II
30,00
34,00
31,00
20,00
36,00
35,00
32,00
35,00
36,00
40,00
37,00
30,00
30,00
30,00
33,00
40,00
38,00
32,00
29,00
31,00
35,00
37,00
37,00
36,00
38,00
34,00
36,00
36,00
35,00
40,00
38,00
34,00
37,00
37,00
37,00
32,00
38,00
34,00
34,00
38,00
34,00
35,00
32,00
35,00
37,00
37,00
33,00
32,00
36,00
36,00
34,00
34,00
35,00
33,00
39,00
Rata-rata
34,62

Rumput Setaria plot ke-III
37,00
33,00
23,00
39,00

33,00
20,00
31,00
41,00
37,00
32,00
39,00
34,00
33,00
39,00
28,00
29,00
31,00
37,00
34,00

31,00
32,00
31,00
35,00
Rata-rata
33,00

Rumput Setaria plot ke- V
45,00
37,00
44,00
47,00
41,00
40,00
42,00
40,00
41,00
37,00
39,00
40,00
41,00
44,00
39,00
41,00
37,00
39,00
31,00
43,00
38,00
43,00
41,00
39,00
38,00
Rata-rata
40,28
Hasil Pengamatan Pertambahan Tinggi Vertikal Tanaman Hijauan Makanan Ternak Pada Minggu III
Rumput Brachiria decumben (BD)  pada plot I

64,00
53,00
49,00
43,00
54,00
46,00
46,00
48,00
49,00
54,00
58,00
58,00
78,00

64,00
53,00
51,00
56,00
58,00
54,00

55,00

46,00
Rata-rata
54,14

Rumput Brachiria decumben (BD)  pada plot IV
50,00
54,00
54,00
50,00
52,00
45,00
45,00
57,00
55,00
53,00
50,00
53,00
50,00
54,00
52,00
46,00
48,00
55,00
44,00
50,00
48,00
50,00
52,00
51,00
52,00
Rata-rata
50,80

Rumput Brachiria decumben (BD)  pada plot VI
35,00


35,00
28,00
28,00

29,00
39,00
25,00
34,00
28,00
25,00
28,00
31,00
35,00
39,00

26,00
34,00
36,00
27,00
40,00


39,00
37,00
36,00
37,00
33,00

41,00
38,00
35,00
36,00
34,00
34,00
37,00
39,00
37,00
30,00
39,00
32,00

35,00
36,00
30,00

38,00
42,00
40,00
41,00
38,00
40,00
38,00
Rata-rata
34,65

  Rumput Setaria plot ke-II
38,00
44,00
39,00
28,00
44,00
44,00
42,00
43,00
46,00
48,00
46,00
40,00
38,00
40,00
41,00
45,00
48,00
41,00
39,00
39,00
41,00
46,00
45,00
44,00
46,00
40,00
43,00
44,00
45,00
49,00
47,00
44,00
43,00
47,00
45,00
41,00
47,00
44,00
44,00
47,00
42,00
45,00
42,00
45,00
43,00
45,00
40,00
40,00
46,00
45,00
41,00
42,00
45,00
43,00
48,00
Rata-rata
43,22

  Rumput Setaria plot ke-III
44,00
41,00
31,00
47,00

41,00
29,00
39,00
49,00
44,00
39,00
47,00
42,00
34,00
46,00
37,00
38,00
40,00
45,00
41,00

37,00
39,00
40,00
43,00
Rata-rata
40,57


Rumput Setaria plot ke-V
53,00
48,00
52,00
54,00
45,00
48,00
50,00
44,00
45,00
46,00
42,00
47,00
48,00
49,00
42,00
49,00
46,00
46,00
38,00
49,00
47,00
51,00
47,00
46,00
47,00
Rata-rata
47,16
Hasil Pengamatan Pertambahan Tinggi Vertikal Tanaman Hijauan Makanan Ternak Pada Minggu IV
Rumput Brachiria decumben (BD) pada plot I

73,00
53,00
58,00
57,00
64,00
56,00
56,00
57,00

64,00
68,00
68,00
88,00

54,00
63,00
61,00
65,00
68,00
64,00

65,00

56,00
Rata-rata
62,90

Rumput Brachiria decumben (BD) pada plot IV
71,00
64,00
64,00
72,00
62,00
59,00
70,00
67,00
65,00
63,00
60,00
57,00
63,00
64,00
70,00
69,00
68,00
69,00
67,00
60,00
58,00
60,00
69,00
61,00
62,00
Rata-rata
64,56

Rumput Brachiria decumben (BD) pada plot VI
40,00


40,00
36,00
35,00

36,00
43,00
32,00
39,00
35,00
33,00
37,00
38,00
40,00
43,00

34,00
39,00
43,00
35,00
45,00


45,00
42,00
42,00
41,00
39,00

46,00
42,00
43,00
40,00
37,00
38,00
40,00
44,00
40,00
35,00
42,00
39,00

39,00
41,00
38,00

45,00
47,00
45,00
46,00
43,00
48,00
47,00
Rata-rata
40,37


Rumput Setaria plot ke-II
47,00
54,00
51,00
37,00
46,00
55,00
49,00
52,00
55,00
56,00
57,00
53,00
50,00
51,00
53,00
58,00
58,00
52,00
49,00
50,00
50,00
57,00
54,00
56,00
57,00
49,00
56,00
53,00
54,00
58,00
55,00
54,00
51,00
57,00
53,00
52,00
57,00
54,00
54,00
55,00
54,00
55,00
52,00
54,00
51,00
54,00
51,00
52,00
56,00
53,00
52,00
53,00
54,00
51,00
56,00
Rata-rata
53,04

Rumput Setaria splendida plot ke-III
52,00
54,00
40,00
56,00

49,00
37,00
48,00
58,00
52,00
47,00
55,00
50,00
44,00
54,00
64,00
46,00
49,00
52,00
49,00

44,00
47,00
48,00
51,00
Rata-rata
49,83

Rumput Setaria splendida plot ke-V
67,00
53,00
57,00
60,00
55,00
58,00
59,00
54,00
53,00
56,00
52,00
57,00
53,00
57,00
52,00
59,00
56,00
56,00
50,00
56,00
63,00
60,00
55,00
53,00
57,00
Rata-rata
56,32

Tabel Rata-Rata Pertambahan Tinggi Vertikal Rumput BD Tiap Minggu
BD
Pengamatan
Minggu ke-I
Minggu ke-II
Minggu ke-III
Minggu ke-IV
Plot I
22,75
45,90
54,14
62,90
Plot IV
31,56
42,04
50,80
64,56
Plot VI
22,09
29,28
34,65
40,37
Rata-rata
25,47
39,07
46,53
55,94

Tabel Rata-Rata Pertambahan Tinggi Vertikal Rumput Setaria Tiap Minggu

Setaria
Pengamatan
Minggu ke-I
Minggu ke-II
Minggu ke-III
Minggu ke-IV
Plot II
25,42
34,62
43,22
53,04
Plot III
25,30
33,00
40,57
49,83
Plot V
31,04
40,28
47,16
56,32
Rata-rata
27,25
35,97
43,65
53,06

Tabel Rata-Rata Pertambahan Tinggi Vertikal Rumput BD dan Rumput Setaria per Minggu selama 4 Minggu

Jenis HMT
Pengamatan
Minggu ke-I
Minggu ke-II
Minggu ke-III
Minggu ke-IV
BD
25,47
39,07
46,53
55,94
Setaria
27,25
35,97
43,65
53,06

TREN PERTUMBUHAN RUMPUT BD PER MINGGU BERDASARKAN TINGGI TANAMAN PER MINGGU
Keterangan: Grafik di atas menunjukkan bahwa pertumbuhan rumput BD pada plot pertama di minggu pertama pertumbuhannya drastis, dan pada minggu berikutnya pertambahannya bertahap, sedanggan pada plot ke-4 dan ke-6 pertumbuhanya bertahap, dikarenakan faktor internal, dimana pada plot pertama di minggu pertama nutrisi yang diperlukan oleh tanaman tercukupi.
TREN PERTUMBUHAN RUMPUT SETARIA PER MINGGU BERDASARKAN TINGGI TANAMAN PER MINGGU
Keterangan : Grafik di atas menunjukkan pertumbuhan rumput setaria per minggu berbeda dari setiap plot, hal tersebut dikarenakan faktor nutrisi yang terkandung didalam danah berbeda tiap plot.
Tabel Rata-Rata Pertambahan Tinggi Vertikal Rumput BD dan Rumput Setaria /Minggu selama 4 Minggu
Keterangan: Grafik di atas menunjukkan pertumbuhan rumput BD dan rumput setaria, dimana pertambahan rumput BD lebih baik dari rumput setaria dikarenakan pada rumpun setaria terdapat genangan air sehingga nutrisi yang terkandung di dalam tanah larut bersama air.

2.    Hasil Produksi Segar HMT
HASIL PANEN RUMPUT BD DAN SETARIA
A.   RUMPUT SETARIA
PLOT 2
No. Rumpun
Berat Rumput Setaria/Rumpun/Kg
1
1,5
2
2
3
1,1
4
1,4
5
1,1
6
1,3
7
1,5
8
0,9
9
1
10
1
11
1,1
Jumlah
13,9
Rata-rata
2,32

PLOT 3
No. Rumpun
Berat Rumput Setaria/Rumpun/Kg
1
1
2
1
3
1,7
4
1,5
5
0,5
Jumlah
5,7
Rata-rata
1,9

PLOT 5
No. Rumpun
Berat Rumput Setaria/Rumpun/Kg
1
1,1
2
1,3
3
2
4
1,5
5
1,5
Jumlah
7,4
Rata-rata
2,47
B.    BD (Brachria decumbens)
PLOT 1
NO. Rumpun
Berat Rumput BD/Rumpun/Kg
1
1,6
2
1,7
3
2
4
1,7
5
1,7
Jumlah
8,7
Rata-rata
2,9

PLOT 4
No. Rumpun
Berat Rumput BD/Rumpun/Kg
1
0,7
2
0,2
3
0,2
4
0,5
5
0,3
6
0,3
7
0,1
8
0,3
9
0,4
10
0,3
11
0,2
Jumlah
3,5
Rata-rata
0,58

PLOT 6
No. Rumpun
Berat Rumput BD/Rumpun/Kg
1
0,8
2
1
3
1,1
4
1,6
5
1,7
Jumlah
6,2
Rata-rata
2,07



PERBANDINGAN PRODUKSI SEGAR RUMPUT BD DAN SETARIA
Nama Hijauan
Plot Ke-
1
2
3
Setaria
2,32
1,9
2,47
BD
2,9
0,58
2,07
Rata-rata
2,07
1,49
2,51

PERBANDINGAN PRODUKSI SEGAR RUMPUT SETARIA PER PLOT (kg)


PERBANDINGAN PRODUKSI SEGAR RUMPUT BRACHRIA DECUMBENS PER PLOT (kg)


Keterangan dari grafik di atas adalah:
Pada plot pertama produksi segar rumput BD sangat tingga dibandingkan pada pruksi segar pada plot kedua, hal ini dikarenakan lahan plot pertama tidak tergenang air, tanahnya subur sehingga hasilnya yang didapatpun maksimal. Sedangkan pada plot kedua rumput BD digenangi air, sehingga rumput tidak mampu menyeram air yang ada sehingga produksi segar yang dihasilkan tidak maksimum atau rendah.
PERBANDINGAN PRODUKSI SEGAR RUMPUT SETARIA DAN BD (kg)


Dari grafik di atas perbandingan produksi segar rumput BD dengan Setaria sangat berbeda jauh. Pada plot 1 produksi segar HMT yaitu bahwa produksi segar rumput BD lebih tinggi dibandingkan rumput Setaria dikarenakan beberapa faktor.
Pada plot 2 produksi segar HMT yaitu bahwa produksi segar rumput BD lebih tinggi dibandingkan rumput Setaria  dan jaraknya sangat jauh dikarenakan beberapa faktor diantaranya faktor air. Dan pada plot 3 produksi segar HMT yaitu bahwa produksi segar rumput BD lebih tinggi dibandingkan rumput Setaria, namun perbandingannya tidak terlalu jauh.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.   Kesimpulan
Bahwa setiap jenis rumput berbeda cara penangannya, jadi apabila 2 jenis rumput cara penanganannya sama, maka hasilnya berbeda. Begitu juga pada rumput BD dan Setaria.
Dalam memelihara HMT kita juga harus memperhatikan beberapa faktor, salah satunya yaitu faktor lingkungan.
B.    Saran
Sebaiknya jika kita akan memelihara atau menanam HMT yang dicampur dengan HMT lainnya atau Legumnya lainnya kita harus memperhatikan apakah tanaman tersebut  cocok dengan tanaman utamanya.













DAFTAR PUSTAKA
Penuntun Praktikum Agrostologi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

makalah reproduksi unggas

tingkah laku babi